CEO TikTok membuka diri setelah Presiden Joe Biden menyetujui larangan tersebut

Kontroversi TikTok di Amerika Serikat semakin parah. Setelah beberapa waktu, direncanakan untuk memblokir media sosial ini jika ByteDance tidak menjual media sosial tersebut. Saat ini cerita ini bukan sekedar rencana.

Akar masalahnya berasal dari pemerintah AS yang menilai TikTok dapat mengancam keamanan nasional menjelang pemilu mendatang. Dengan palu dan tanda tangan Presiden Joe Biden, apa jadinya jejaring sosial besar di Negeri Paman Sam ini?

Pimpinan TikTok buka suara mengungkapkan kekecewaannya atas perintah pemblokiran tersebut

CEO TikTok Shou Zi Chew angkat bicara soal keputusan presiden baru-baru ini. Skandal yang ditampilkan dalam video TikTok tersebut bermula dari gagasan bahwa CEO di Amerika Serikat bermaksud melarang media sosial dan menggunakan hubungannya dengan China untuk membuat pertunjukan.

Menurut Shou, larangan ini akan berdampak negatif pada 170 pengguna Amerika yang menggunakan platform tersebut untuk berkomunikasi. Presiden berkelakar bahwa tindakan tersebut sangat berbahaya karena Amerika sangat peduli terhadap kebebasan. Artinya membatasi dan merampas kebebasan orang Amerika untuk melihat dan mendengar. Faktanya, menurut pernyataan Shou, TikTok telah menginvestasikan miliaran dolar untuk melindungi data pengguna dan membiarkan platform tersebut bebas dari siapa pun.

Akun X TikTok bilang begini

Tak hanya lewat video, pernyataan tersebut juga disampaikan melalui surat di akun media sosial X. Yang jelas tim Shou akan membawa masalah ini ke jalur hukum.

Meski banyak penolakan terhadap larangan ini, baik dari kalangan buruh bahkan pemerintah China. Tampaknya Resolusi mereka tidak berdampak pada Amerika. Namun, ByteDance memiliki tenggat waktu satu tahun untuk menjual jejaring sosial tersebut jika tidak ingin diblokir sepenuhnya. Bagaimana menurutmu? Apakah itu bagus? Dengan membubuhkan palu dan tanda tangan Presiden Joe Biden, apa jadinya jejaring sosial besar di Negeri Paman Sam ini?